Kamis, 06 November 2008

Berbuah-buah

Dari segala yang baik yang di janjikan Tuhan kepada kaum Israel, tidak ada yang tidak dipenuhi; semuanya terpenuhi. Yos. 21:45

Ini adalah Tahun dimana Firman atau janji-janji Tuhan digenapi dalam kehidupan kita. Hal ini tidak bisa di pungkiri, baik anda sebagai jemaat ataupun pelayan Tuhan sekalipun. Ada dua kata yang harus kita pisahkan terlebih dahulu yaitu penggenapan dan janji-janji Tuhan, tidak ada penggenapan tanpa Tuhan terlebih dahulu memberikan janji-janji-Nya, namun disisi lain, ada juga yang telah menerima janji Tuhan namun belum terjadi penggenapannya. Saudara dan saya perlu menyadari bahwah janji Tuhan dan penggenapannya adalah dua masa yang berbeda, kita bahkan belum mengetahui kapan dan waktunya digenapi, tetapi Tuhan yang telah memberikan janji sampai hari ini sedang menantikan kesiapan dan kesediaan kita (menurut ukuran Tuhan) untuk menerima penggenapan dari janji tersebut. Penggenapan adalah gol atau hasil akhir dari janji-janji Tuhan yang pernah kita terima pada masa lalu, tapi ada hal yang sangat penting sebelum kita mencapai hasil akhir,(perhatiakan ini!) yaitu Tuhan memberikan janji pada kita dan kita harus tetap berjalan untuk mengenapi janji–janji tersebut.

Point-1. "Menerima janji Tuhan."

Untuk mendapatkan sebuah janji berarti anda terlebih dahulu harus mendengar Tuhan berbicara kepada kita. (Dalam hal ini saya sedang berbicara tentang janji Tuhan atau destiny Ilahi secara individual bukan yang korporat). Ada banyak janji yang tertulis, dari Kejadian sampai Wahyu, tapi apakah Tuhan berbicara? apakah kita mendengar sesuatu? apakah ada rhema? pada saat kita membacanya? Janji Tuhan adalah rahasia Ilahi yang disingkapkan/diberikan melalui firman yang hidup (rhema) kepada setiap kita umat-Nya. Janji Tuhan adalah suatu penyingkapan tentang masa depan, dimana pada saat kita mendengarnya kita merasa dikuatkan.

Point-2. "Tetap berjalan untuk menggenapi janji."

Kita harus menyadari tujuan Allah harus dicapai dengan caranya Allah, karena cara dan sarana sama pentingnya dengan tujuan. Bukan berarti kita tidak membutuhkan ide atau program, dll, maksud saya adalah ide, cara, dan alat itu harus sesuai dengan pikiran Allah yang terbentang dan tersebar dalam rincian terkecil dari tujuan Allah. Saya percaya ketika Tuhan memberikan rancangan-Nya bagi kita, ada hal-hal yang sangat terperinci didalamnya.

Tuhan bisa saja berkata kepada Musa, “Bangunlah sebuah kemah bagi-Ku! Aku serahkan cara pembuatanya dan bahannya. Musa mungkin mengetahui apa yang dikehendaki Tuhan pada saat itu dan mengerjakanya dengan caranya sendiri. Tetapi kita tahu bahwa Allah tidak menyisahkan satu rincianpun kepada Musa, ujung pasak, baut, jahitan, atau benang pada pikirannya. Begitu juga kepada Nuh, Tuhan adalah arsitek yang luar biasa, Ia tahu harus seperti apa Bahtera itu jadi, dan Tuhan sampaikan hal–hal terperinci itu menjadi langkah awal bagi Nuh untuk membuat Bahtera tersebut Kej. 6:14-16.

Yang menjadi kata kunci disini adalah ketika Tuhan memberikan sebuah janji, ketahuilah bahwa Ia juga menyertai janji tersebut dengan rincian cara dan jalan untuk menyokong visi, dari hal terperinci itulah kita bisa menemukan, cara dan juga metode untuk mencapai visi. (Rincian berikutnya hanya kita akan terima ketika kita sudah melangkah menurut rincian sebelumnya)
Sebuah kesaksian:
Ketika saya menyampaikan pesan ini kepada seorang teman, ia berkata, "saya dulu sudah lama bekerja di sebuah perusahaan electronik, beberapa waktu kemudian saya habis kontrak, menganggur sebentar, dan akhirnya beberapa waktu berikut saya diterima di salah satu perusahaan lain dengan posisi sebagai staff, saya merasa senang karena yang dahulunya saya bekerja sebagai operator biasa dan sekarang jadi staff, kemudian saya berguman "luar biasa Engkau Tuhan", Engkau akan membawa aku menjadi kepala dan bukan ekor, Engkau membawa aku naik dan bukan turun. (ia lanjutkan dengan bercerita). Di hari pertama kerja saya pusing, kerena tidak tahu apa yang harus di kerjakan. Bos saya berkata 'kamu pasti bisa asal kamu mau terus belajar', saya akhirnya diajarkan mulai dari on/of kan komputer, sampai ke mengetik, dulunya saya memang tidak tahu sama sekali tentang komputer. Singkat cerita beberapa waktu kemudian teman ini resign dari pekerjaannya.

Memang Tuhan yang memberikan janji untuk kita naik menjadi kepala bukan ekor, namun kalau kita tidak segera menemukan caranya Allah agar kita jadi kepala, maka mustahil untuk firman tersebut digenapi dalam hidup kita. Kita tidak bisa membuat alasan bahwa bukankah bagi Allah itu tidak ada yang mustahil? (Lukas 1:37), atau bukankah Tuhan akan memakai orang bodoh untuk mempermalukan orang yang berhikmat? ya, itu benar! Tetapi bukan untuk membenarkan kemalasan dan kepasif-an kita.

Dampak jika kita kehilangan hal kecil dan yang terperinci dari sebuah janji adalah. 1) Menjadi pasif - dengan hanya menunggu Tuhan berbuat sesuatu untuk menggenapi Firman-Nya. Padahal disisi yang lain Tuhan menunggu kita untuk berbuat sesuatu.
2) Melakukannya dengan cara kita sendiri - Kita mungkin aktif melakukan sesuatu, tetapi dengan cara kita sendiri.

saudaraku, apa jadinya jika Nuh membuat Bahtera dengan caranya sendiri? Kemungkinan bahtera tersebut akan menjadi kapal selam yang pecah. Kita perlu belajar seperti Yosua, agar semua yang baik yang di janjikan Tuhan itu terpenuhi, tidak ada yang tidak terpenuhi. Nah, bagaimana Yosua bisa sukses merebut tanah Kanaan?

Yosua 1:7-8. (1) Merenungkan Taurat, (2) Memperkatakan Taurat,
Kata ini mengacu kepada kelima kitab pertama dalam Alkitab yang mencatat firman, perintah, dan penyataan Allah yang menjadi arahan langsung bagi bangsa Israel melalui Musa. Yosua yang meneruskan kepemimpinan bangsa Israel pada waktu itu, ia harus setia kepada firman Tuhan dengan membicarakan, merenungkan dan mentaati sepenuhnya. Sehingga sebagai akibat dari hal itu perjalanannya tidak menyimpang kekiri dan ke kanan, dan mereka menjadi berhasil dan beruntung. Saya percaya janji ilahi yang luar biasa ada dalam setiap kehidupan kita, saya ber berdoa agar semua yang telah dijanjikan oleh Bapa, semua yang telah ditetapkan oleh Bapa, tidak ada yang tidak digenapi, semuanya di genapi. (YA)